Kau membukanya dengan kalimat basa-basi
Sedikit analogi dibarengi argumentasi
Aku bertanya-tanya
Mengapa kuvonis diriku akan satu pilihan?
Ternyata terlalu dangkal ketika diselami
Mungkin ku terlalu takut jika mendua
Bukan…bukan..bukan itu
Mungkin akan egoku
Mungkin ku rapuh menghadapi takutku
Ku terjunkan tintaku
Sebenarnya aku karangan tanpa warna
Jika tinta merah yang tertuang dan kupertahankan hingga akhir
Kemiskinan warnaku tanpa nuansa yang ada jemu
Kau berkata bahwa karanganku masih panjang
Apakah tak terlalu cepat untuk memutuskan?
Terlalu klasik di wajah kontemporer
Berlindung di bawah kemutlakan nurani
Yah… begitulah kau bilang
Meresapi karangan terdahulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar